Jumat, 06 Januari 2012

PROSES – PROSES MEMORI

PROSES – PROSES MEMORI
Sumber : Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
 


Pengkodean dan Transfer informasi
Pengkodean mengacu kepada cara mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi mental didalam memori. Penyimpanan mengacu kepada cara menahan informasi yang sudah tersimpan di dalam memori. Pengeluaran mengacu kepada cara untuk memperoleh akses menuju informasi yang sudah tersimpan dalam memori.
Pengkodean informasi dalam meori jangka panjang tampaknya lebih banyak berbentuk akustik, meski tidak selalu. Informasi di dalam memori jangka pendek mudah dikacaukan secara akustik – artinya kekeliruan biasanya disebabkan oleh bunyi kata. Namun, ada beberapa pengkodean visual dan semantik terhadap informasi di dalam memori jangka pendek. Informasi di dalam memori jangka panjang tampaknya dikodekan utamanya dalam bentuk semantik. Oleh karena itu, pencampur adukan cenderung berkaitan dengan makna lebih daripada bunyi kata-kata.
Transfer informasi ke dalam simpanan jangka panjang bisa dibantu oleh beberapa faktor;
1.       Pengulangan informasi, khususnya jika informasi dielaborasikan dengan penuh makna.
2.       Pengorganisasian informasi
3.       Penggunaan piranti mnemonik (umumnya dikenal sebagai metode menghafal jembatan   keledai)
4.       Penggunaan bantuan memori eksternalseperti menulis daftar atau membuat catatan
Selain itu, kita cenderung mengingat lebih baik ketika pengetahuan diperoleh melalui praktek yang didistribusikan pada berbagai sesi studi, bukan pada praktek yang dipadatkan.


Teknik – teknik mengingat daftar kosakata
·     Pengelompokan kategoris, mengorganisasikan sebuah daftar item menjadi seperangkat kategori.
·     Imajinasi interaktif, membayangkan (sejelas mungkin) objek-objek yang direpresentasikan dengan suatu kata dengan menginteraksikan kata tersebut satu sama lain.
·     Sistem birama, mengasosiasikan setiap kata baru denan daftar kata yang sudah diingat sebelumnya, dan membentuk imajinasi interaktif di antara dua kata tersebut.
·     Metode tempat, memvisualisasikan berjalan di wilayah dengan pemandangan berbeda-beda dan sudah dikenal, lalu mengaitkan beragam pemandangan tersebut dengan hal yang harus diingat.
·     Akronim, membentk sebuah kata dari susunan huruf-huruf tertentu yang setiap hurfnya mewakili konsep atau kata yang lain.
·     Akrustik, membentuk sebuah kalimat untuk menginat kata-kata baru,
·     Sistem kata kunci, membentk imajinasi interaktif yang mengaitkan bunyi dan makna kata berbahasa asing dengan bunyi dan makna yang sudah dikenal.

Pengeluaran informasi
Pemrosesan pararel mengacu pada penanganan simultan (serentak) berbagai operasi. Sebaliknya pemrosesan berseri mengacu pada operasi-operasi yang dikerjakan satu persatu. Permrosesan berseri ini dibagi menjadi dua, yaitu pemrosesan berseri total dan pemrosesan berseri terbatas. Pemrosesan berseri total mengimplikasikan partisipan untuk selalu mengecek angka tes terhadap semua angka di dalam perangkat positif (angka tampilan yang ada pada daftar), meskipun kecocokan angka sudah terjadi ditengah jalan. Sedangkan pemrosesan berseri terbatas mengimplikasikan partisipan akan memeriksa angka tes terhadap hanya angka-angka yang dibutuhkan untuk membuat sebuah respons.
Mempelajari pengeluaran informasi dari memori jangka panjang sulit dilakukan karena masalah-masalah tertentu seperti membedakan proses pengelaran ini dengan proses memori yang lain. Pengeluaran informasi jangka pendek dapat berlangsung dalam bentuk pemrosesan total berseri yang atinya kita selalu memeriksa secara berurutan semua informasi tentang sebuah daftar. Meski demikian, beberapa data dapat diinterpretasikan  dengan membiarkan kemungkinan bagi pemrosesan serial terbatas dan bahkan pemrosesan pararel.
Masalah lain yang muncul ketika mempelajari memori adalah mencari tahu kenapa individu terkadang mengalami pencampradukan saat menarik informasi keluar. Para psikolog kognitif sering mengalami kesulitan untuk menemukan cara membedakan ketersediaan (availability) dan keteraksesan (accesibility) item. Ketersediaan adalah kehadiran informasi yang disimpan di dalam memori jangka panjang. Sedangkan keteraksesan adalah derajat kita untuk dapat memperoleh akses menuju informasi yang tersedia.

Proses lupa
Dua teori yang paling terkenal adalah teori pencampradukan (interference theory) dan teori kemerosotan. Pencampuradukan terjadi ketika informasi yang sama kuat persaingannya menyebabkan kita melpakan sesuatu, sedangkan kemerosotan terjadi ketika hanya cukup dengan berlalunya waktu telah menyebabkan kita lupa.
Teori pencampuradukan adalah teori yang menyatakan bahwa proses lupa terjadi karena upaya kita mengingat suatu kata bercampur aduk denan ingatan terhadap kata lain. Menurut teori ini terdapat dua jenis pencampuradukan yaitu pencampuradukan retroaktif dan pencampradukan proaktif. Pencampuradukan retroaktif (penghambatan retroaktif) disebabkan oleh aktivitas yang terjadi setelah kita mempelajari sesuatu sebelum diminta mengingatnya. Hal ini mengganggu kemampuan kita mengingat informasi yang sudah dipelajari sebelumnya. Jenis pencampuradukan kedua adalah pencampuradukan proaktif (penghambatan proaktif) terjadi ketika campur aduk materi terjadi sebelum, bukannya setelah pembelajaran materi yang diingat.
Ketika diminta mengingat sebuah daftar kata, seringkali kita menunjukkan pengingatan yang lebih unggul terhadap kata-kata yang dekat dengan akhir daftar (efek resensi), pengingatan yang cukup baik terhadap kata-kata yang dekat dengan awal daftar (efek primasi), dan pengingatan yang buruk terhadap beberapa kata dibagian tengah daftar.
Teori kemerosotan menyatakan bahwa informasi menjadi dilupakan karena hilangnya, bukannya penggantian, secara gradual jejak-jejak memori. Jadi teori kemerosotan memandan potongan asli informasi menghilang secara bertahap kecuali sesuatu dilakukan untuk menjaganya tetap utuh. Pandangan ini bertentangan dengan teori pencampuradukan yang telah dibahas sebelumnya, dimana satu atau lebih kepingan informasi menghalangi pengingatan kepingan informasi yang lain.

Sifat konstruktif memori
Memori tidak hanya bersifat rekonstruktif, yaitu melibatkan penggunaan berbagai strategi (penelusuran petunjuk, penyimpulan gambar) untuk menarik jejak memori asal dari pengalaman-pengalaman dan kemudian membangun kembali pengalaman orisinil sebagai dasar pengeluaran informasi. Sebaliknya, dalam situasi hidup nyata memori juga bersifat konstruktif, bahwa pengalaman terdahulu mempengaruhi cara kita mengingat hal-hal dan apa saja yang bisa kita ingat dari memori tersebut.
Memori autobiografis mengacu kepada memori tentang sejarah hidup individu. Memori autobiografis bersifat konstruktif. Individu tidak akan dapat mengingat dengan persis apa yang sudah terjadi. Sebaliknya, hanya dapat mengingat konstruksi atau rekonstruksi memori mengenai apa yang sudah terjadi. Memori-memori autobiorafis umumnya cukup baik. Meskipun demikian, mereka rentan terhadap distorsi. Memori ini biasanya sangat baik dalam periode kehidupan tertentu. Salah satu cara untuk mempelajari memori autobiografis adalah dengan studi buku harian.


Distorsi-distorsi memori
Manusia memiliki kecenderungan untuk mendistorsi memori-memori mereka. Ada tujh cara spesifik yang didalamnya distorsi-distorsi ini cenderung muncul (Schacter, 2001, menyebutnya ‘tujuh dosa’). Berikut ini adalah tujuh dosa schacter;
1.   Kesementaraan. Memori bisa hilang dengan cepat. Contoh; kasus-kasus besar yang terjadi seringkali mudah dilupakan.
2.   Tanpa berfikir. Contoh; saat kita hendak mencari/mengambil sesuatu dari sebuah ruangan, tetapi ketika kita memasuki ruangan tersebut kita lupa apa yang hendak diambil/dicari.
3.   Penghalangan. Kita terkadang memiliki sesuatu yang harus diingat, namun tidak bisa mengingatnya, hal ini seolah-olah informasi sudah ada di ujung lidah tapi tidak bisa keluar.
4.   Kekeliruan mengaitkan. Kita sering tidak bisa mengingat kapan mendengar, melihat atau membaca sesuatu. Terkadang kita merasa telah melihat/mendengar sesuatu padahal sebenarnya tidak pernah.
5.   Rentan terhadap saran. Kita rentan terhadap saran, sehingga jika kita disarankan telah melihat sesuatu, kita dengan mudah akan merasa telah melihatnya.
6.   Bias. Kita seringkali mengalami bias saat mengingat.
7.   Persistensi. Kita terkadang mengingat hal-hal yang berkaitan sebagai hubungan, padahal di dalam konteks yang lebih luas tidak demikian.

Perkembangan memori
Memori umumnya membaik seiring usia. Penyebabnya banyak, namun peningkatan kemampuan metakognitif tampaknya sangat esensial bagi munculnya perkembangan memori. Anak-anak yang lebih tua bisa mengembangkan teori yang lebih rumit dengan pikiran mereka. Anak-anak dengan autisme, sebaliknya, tidak bisa mengembangkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar