PROSES
– PROSES MEMORI
Sumber
: Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
Pengkodean
dan Transfer informasi
Pengkodean
mengacu kepada cara mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis
representasi mental didalam memori. Penyimpanan mengacu kepada cara menahan
informasi yang sudah tersimpan di dalam memori. Pengeluaran mengacu kepada cara
untuk memperoleh akses menuju informasi yang sudah tersimpan dalam memori.
Pengkodean
informasi dalam meori jangka panjang tampaknya lebih banyak berbentuk akustik,
meski tidak selalu. Informasi di dalam memori jangka pendek mudah dikacaukan
secara akustik – artinya kekeliruan biasanya disebabkan oleh bunyi kata. Namun,
ada beberapa pengkodean visual dan semantik terhadap informasi di dalam memori
jangka pendek. Informasi di dalam memori jangka panjang tampaknya dikodekan
utamanya dalam bentuk semantik. Oleh karena itu, pencampur adukan cenderung
berkaitan dengan makna lebih daripada bunyi kata-kata.
Transfer
informasi ke dalam simpanan jangka panjang bisa dibantu oleh beberapa faktor;
1.
Pengulangan informasi, khususnya jika informasi
dielaborasikan dengan penuh makna.
2.
Pengorganisasian informasi
3.
Penggunaan piranti mnemonik (umumnya dikenal
sebagai metode menghafal jembatan keledai)
4.
Penggunaan bantuan memori eksternalseperti
menulis daftar atau membuat catatan
Selain itu, kita cenderung mengingat lebih baik
ketika pengetahuan diperoleh melalui praktek yang didistribusikan pada berbagai
sesi studi, bukan pada praktek yang dipadatkan.
Teknik –
teknik mengingat daftar kosakata
· Pengelompokan kategoris, mengorganisasikan
sebuah daftar item menjadi seperangkat kategori.
· Imajinasi interaktif, membayangkan (sejelas
mungkin) objek-objek yang direpresentasikan dengan suatu kata dengan
menginteraksikan kata tersebut satu sama lain.
· Sistem birama, mengasosiasikan setiap kata baru
denan daftar kata yang sudah diingat sebelumnya, dan membentuk imajinasi
interaktif di antara dua kata tersebut.
· Metode tempat, memvisualisasikan berjalan di
wilayah dengan pemandangan berbeda-beda dan sudah dikenal, lalu mengaitkan
beragam pemandangan tersebut dengan hal yang harus diingat.
· Akronim, membentk sebuah kata dari susunan
huruf-huruf tertentu yang setiap hurfnya mewakili konsep atau kata yang lain.
· Akrustik, membentuk sebuah kalimat untuk
menginat kata-kata baru,
· Sistem kata kunci, membentk imajinasi interaktif
yang mengaitkan bunyi dan makna kata berbahasa asing dengan bunyi dan makna
yang sudah dikenal.
Pengeluaran
informasi
Pemrosesan pararel mengacu pada penanganan
simultan (serentak) berbagai operasi. Sebaliknya pemrosesan berseri mengacu
pada operasi-operasi yang dikerjakan satu persatu. Permrosesan berseri ini
dibagi menjadi dua, yaitu pemrosesan berseri total dan pemrosesan berseri
terbatas. Pemrosesan berseri total mengimplikasikan partisipan untuk selalu
mengecek angka tes terhadap semua angka di dalam perangkat positif (angka
tampilan yang ada pada daftar), meskipun kecocokan angka sudah terjadi ditengah
jalan. Sedangkan pemrosesan berseri terbatas mengimplikasikan partisipan akan
memeriksa angka tes terhadap hanya angka-angka yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah respons.
Mempelajari pengeluaran informasi dari memori
jangka panjang sulit dilakukan karena masalah-masalah tertentu seperti
membedakan proses pengelaran ini dengan proses memori yang lain. Pengeluaran
informasi jangka pendek dapat berlangsung dalam bentuk pemrosesan total berseri
yang atinya kita selalu memeriksa secara berurutan semua informasi tentang
sebuah daftar. Meski demikian, beberapa data dapat diinterpretasikan dengan membiarkan kemungkinan bagi pemrosesan
serial terbatas dan bahkan pemrosesan pararel.
Masalah lain yang muncul ketika mempelajari
memori adalah mencari tahu kenapa individu terkadang mengalami pencampradukan
saat menarik informasi keluar. Para psikolog kognitif sering mengalami
kesulitan untuk menemukan cara membedakan ketersediaan (availability) dan
keteraksesan (accesibility) item. Ketersediaan adalah kehadiran informasi yang
disimpan di dalam memori jangka panjang. Sedangkan keteraksesan adalah derajat
kita untuk dapat memperoleh akses menuju informasi yang tersedia.
Proses
lupa
Dua teori yang paling terkenal adalah teori
pencampradukan (interference theory) dan teori kemerosotan. Pencampuradukan
terjadi ketika informasi yang sama kuat persaingannya menyebabkan kita melpakan
sesuatu, sedangkan kemerosotan terjadi ketika hanya cukup dengan berlalunya
waktu telah menyebabkan kita lupa.
Teori pencampuradukan adalah teori yang
menyatakan bahwa proses lupa terjadi karena upaya kita mengingat suatu kata
bercampur aduk denan ingatan terhadap kata lain. Menurut teori ini terdapat dua
jenis pencampuradukan yaitu pencampuradukan retroaktif dan pencampradukan
proaktif. Pencampuradukan retroaktif (penghambatan retroaktif) disebabkan oleh
aktivitas yang terjadi setelah kita mempelajari sesuatu sebelum diminta
mengingatnya. Hal ini mengganggu kemampuan kita mengingat informasi yang sudah
dipelajari sebelumnya. Jenis pencampuradukan kedua adalah pencampuradukan
proaktif (penghambatan proaktif) terjadi ketika campur aduk materi terjadi
sebelum, bukannya setelah pembelajaran materi yang diingat.
Ketika diminta mengingat sebuah daftar kata,
seringkali kita menunjukkan pengingatan yang lebih unggul terhadap kata-kata
yang dekat dengan akhir daftar (efek resensi), pengingatan yang cukup baik
terhadap kata-kata yang dekat dengan awal daftar (efek primasi), dan
pengingatan yang buruk terhadap beberapa kata dibagian tengah daftar.
Teori kemerosotan menyatakan bahwa informasi
menjadi dilupakan karena hilangnya, bukannya penggantian, secara gradual
jejak-jejak memori. Jadi teori kemerosotan memandan potongan asli informasi
menghilang secara bertahap kecuali sesuatu dilakukan untuk menjaganya tetap
utuh. Pandangan ini bertentangan dengan teori pencampuradukan yang telah
dibahas sebelumnya, dimana satu atau lebih kepingan informasi menghalangi
pengingatan kepingan informasi yang lain.
Sifat
konstruktif memori
Memori tidak hanya bersifat rekonstruktif,
yaitu melibatkan penggunaan berbagai strategi (penelusuran petunjuk,
penyimpulan gambar) untuk menarik jejak memori asal dari pengalaman-pengalaman
dan kemudian membangun kembali pengalaman orisinil sebagai dasar pengeluaran
informasi. Sebaliknya, dalam situasi hidup nyata memori juga bersifat konstruktif,
bahwa pengalaman terdahulu mempengaruhi cara kita mengingat hal-hal dan apa
saja yang bisa kita ingat dari memori tersebut.
Memori autobiografis mengacu kepada memori
tentang sejarah hidup individu. Memori autobiografis bersifat konstruktif.
Individu tidak akan dapat mengingat dengan persis apa yang sudah terjadi.
Sebaliknya, hanya dapat mengingat konstruksi atau rekonstruksi memori mengenai
apa yang sudah terjadi. Memori-memori autobiorafis umumnya cukup baik. Meskipun
demikian, mereka rentan terhadap distorsi. Memori ini biasanya sangat baik
dalam periode kehidupan tertentu. Salah satu cara untuk mempelajari memori
autobiografis adalah dengan studi buku harian.
Distorsi-distorsi
memori
Manusia memiliki kecenderungan untuk
mendistorsi memori-memori mereka. Ada tujh cara spesifik yang didalamnya
distorsi-distorsi ini cenderung muncul (Schacter, 2001, menyebutnya ‘tujuh
dosa’). Berikut ini adalah tujuh dosa schacter;
1. Kesementaraan. Memori bisa hilang dengan cepat. Contoh;
kasus-kasus besar yang terjadi seringkali mudah dilupakan.
2. Tanpa berfikir. Contoh; saat kita hendak
mencari/mengambil sesuatu dari sebuah ruangan, tetapi ketika kita memasuki
ruangan tersebut kita lupa apa yang hendak diambil/dicari.
3. Penghalangan. Kita terkadang memiliki sesuatu
yang harus diingat, namun tidak bisa mengingatnya, hal ini seolah-olah
informasi sudah ada di ujung lidah tapi tidak bisa keluar.
4. Kekeliruan mengaitkan. Kita sering tidak bisa
mengingat kapan mendengar, melihat atau membaca sesuatu. Terkadang kita merasa
telah melihat/mendengar sesuatu padahal sebenarnya tidak pernah.
5. Rentan terhadap saran. Kita rentan terhadap
saran, sehingga jika kita disarankan telah melihat sesuatu, kita dengan mudah
akan merasa telah melihatnya.
6. Bias. Kita seringkali mengalami bias saat mengingat.
7. Persistensi. Kita terkadang mengingat hal-hal
yang berkaitan sebagai hubungan, padahal di dalam konteks yang lebih luas tidak
demikian.
Perkembangan
memori
Memori umumnya membaik seiring usia. Penyebabnya
banyak, namun peningkatan kemampuan metakognitif tampaknya sangat esensial bagi
munculnya perkembangan memori. Anak-anak yang lebih tua bisa mengembangkan
teori yang lebih rumit dengan pikiran mereka. Anak-anak dengan autisme,
sebaliknya, tidak bisa mengembangkannya
