Jumat, 06 Januari 2012

PROSES – PROSES MEMORI

PROSES – PROSES MEMORI
Sumber : Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
 


Pengkodean dan Transfer informasi
Pengkodean mengacu kepada cara mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi mental didalam memori. Penyimpanan mengacu kepada cara menahan informasi yang sudah tersimpan di dalam memori. Pengeluaran mengacu kepada cara untuk memperoleh akses menuju informasi yang sudah tersimpan dalam memori.
Pengkodean informasi dalam meori jangka panjang tampaknya lebih banyak berbentuk akustik, meski tidak selalu. Informasi di dalam memori jangka pendek mudah dikacaukan secara akustik – artinya kekeliruan biasanya disebabkan oleh bunyi kata. Namun, ada beberapa pengkodean visual dan semantik terhadap informasi di dalam memori jangka pendek. Informasi di dalam memori jangka panjang tampaknya dikodekan utamanya dalam bentuk semantik. Oleh karena itu, pencampur adukan cenderung berkaitan dengan makna lebih daripada bunyi kata-kata.
Transfer informasi ke dalam simpanan jangka panjang bisa dibantu oleh beberapa faktor;
1.       Pengulangan informasi, khususnya jika informasi dielaborasikan dengan penuh makna.
2.       Pengorganisasian informasi
3.       Penggunaan piranti mnemonik (umumnya dikenal sebagai metode menghafal jembatan   keledai)
4.       Penggunaan bantuan memori eksternalseperti menulis daftar atau membuat catatan
Selain itu, kita cenderung mengingat lebih baik ketika pengetahuan diperoleh melalui praktek yang didistribusikan pada berbagai sesi studi, bukan pada praktek yang dipadatkan.


Teknik – teknik mengingat daftar kosakata
·     Pengelompokan kategoris, mengorganisasikan sebuah daftar item menjadi seperangkat kategori.
·     Imajinasi interaktif, membayangkan (sejelas mungkin) objek-objek yang direpresentasikan dengan suatu kata dengan menginteraksikan kata tersebut satu sama lain.
·     Sistem birama, mengasosiasikan setiap kata baru denan daftar kata yang sudah diingat sebelumnya, dan membentuk imajinasi interaktif di antara dua kata tersebut.
·     Metode tempat, memvisualisasikan berjalan di wilayah dengan pemandangan berbeda-beda dan sudah dikenal, lalu mengaitkan beragam pemandangan tersebut dengan hal yang harus diingat.
·     Akronim, membentk sebuah kata dari susunan huruf-huruf tertentu yang setiap hurfnya mewakili konsep atau kata yang lain.
·     Akrustik, membentuk sebuah kalimat untuk menginat kata-kata baru,
·     Sistem kata kunci, membentk imajinasi interaktif yang mengaitkan bunyi dan makna kata berbahasa asing dengan bunyi dan makna yang sudah dikenal.

Pengeluaran informasi
Pemrosesan pararel mengacu pada penanganan simultan (serentak) berbagai operasi. Sebaliknya pemrosesan berseri mengacu pada operasi-operasi yang dikerjakan satu persatu. Permrosesan berseri ini dibagi menjadi dua, yaitu pemrosesan berseri total dan pemrosesan berseri terbatas. Pemrosesan berseri total mengimplikasikan partisipan untuk selalu mengecek angka tes terhadap semua angka di dalam perangkat positif (angka tampilan yang ada pada daftar), meskipun kecocokan angka sudah terjadi ditengah jalan. Sedangkan pemrosesan berseri terbatas mengimplikasikan partisipan akan memeriksa angka tes terhadap hanya angka-angka yang dibutuhkan untuk membuat sebuah respons.
Mempelajari pengeluaran informasi dari memori jangka panjang sulit dilakukan karena masalah-masalah tertentu seperti membedakan proses pengelaran ini dengan proses memori yang lain. Pengeluaran informasi jangka pendek dapat berlangsung dalam bentuk pemrosesan total berseri yang atinya kita selalu memeriksa secara berurutan semua informasi tentang sebuah daftar. Meski demikian, beberapa data dapat diinterpretasikan  dengan membiarkan kemungkinan bagi pemrosesan serial terbatas dan bahkan pemrosesan pararel.
Masalah lain yang muncul ketika mempelajari memori adalah mencari tahu kenapa individu terkadang mengalami pencampradukan saat menarik informasi keluar. Para psikolog kognitif sering mengalami kesulitan untuk menemukan cara membedakan ketersediaan (availability) dan keteraksesan (accesibility) item. Ketersediaan adalah kehadiran informasi yang disimpan di dalam memori jangka panjang. Sedangkan keteraksesan adalah derajat kita untuk dapat memperoleh akses menuju informasi yang tersedia.

Proses lupa
Dua teori yang paling terkenal adalah teori pencampradukan (interference theory) dan teori kemerosotan. Pencampuradukan terjadi ketika informasi yang sama kuat persaingannya menyebabkan kita melpakan sesuatu, sedangkan kemerosotan terjadi ketika hanya cukup dengan berlalunya waktu telah menyebabkan kita lupa.
Teori pencampuradukan adalah teori yang menyatakan bahwa proses lupa terjadi karena upaya kita mengingat suatu kata bercampur aduk denan ingatan terhadap kata lain. Menurut teori ini terdapat dua jenis pencampuradukan yaitu pencampuradukan retroaktif dan pencampradukan proaktif. Pencampuradukan retroaktif (penghambatan retroaktif) disebabkan oleh aktivitas yang terjadi setelah kita mempelajari sesuatu sebelum diminta mengingatnya. Hal ini mengganggu kemampuan kita mengingat informasi yang sudah dipelajari sebelumnya. Jenis pencampuradukan kedua adalah pencampuradukan proaktif (penghambatan proaktif) terjadi ketika campur aduk materi terjadi sebelum, bukannya setelah pembelajaran materi yang diingat.
Ketika diminta mengingat sebuah daftar kata, seringkali kita menunjukkan pengingatan yang lebih unggul terhadap kata-kata yang dekat dengan akhir daftar (efek resensi), pengingatan yang cukup baik terhadap kata-kata yang dekat dengan awal daftar (efek primasi), dan pengingatan yang buruk terhadap beberapa kata dibagian tengah daftar.
Teori kemerosotan menyatakan bahwa informasi menjadi dilupakan karena hilangnya, bukannya penggantian, secara gradual jejak-jejak memori. Jadi teori kemerosotan memandan potongan asli informasi menghilang secara bertahap kecuali sesuatu dilakukan untuk menjaganya tetap utuh. Pandangan ini bertentangan dengan teori pencampuradukan yang telah dibahas sebelumnya, dimana satu atau lebih kepingan informasi menghalangi pengingatan kepingan informasi yang lain.

Sifat konstruktif memori
Memori tidak hanya bersifat rekonstruktif, yaitu melibatkan penggunaan berbagai strategi (penelusuran petunjuk, penyimpulan gambar) untuk menarik jejak memori asal dari pengalaman-pengalaman dan kemudian membangun kembali pengalaman orisinil sebagai dasar pengeluaran informasi. Sebaliknya, dalam situasi hidup nyata memori juga bersifat konstruktif, bahwa pengalaman terdahulu mempengaruhi cara kita mengingat hal-hal dan apa saja yang bisa kita ingat dari memori tersebut.
Memori autobiografis mengacu kepada memori tentang sejarah hidup individu. Memori autobiografis bersifat konstruktif. Individu tidak akan dapat mengingat dengan persis apa yang sudah terjadi. Sebaliknya, hanya dapat mengingat konstruksi atau rekonstruksi memori mengenai apa yang sudah terjadi. Memori-memori autobiorafis umumnya cukup baik. Meskipun demikian, mereka rentan terhadap distorsi. Memori ini biasanya sangat baik dalam periode kehidupan tertentu. Salah satu cara untuk mempelajari memori autobiografis adalah dengan studi buku harian.


Distorsi-distorsi memori
Manusia memiliki kecenderungan untuk mendistorsi memori-memori mereka. Ada tujh cara spesifik yang didalamnya distorsi-distorsi ini cenderung muncul (Schacter, 2001, menyebutnya ‘tujuh dosa’). Berikut ini adalah tujuh dosa schacter;
1.   Kesementaraan. Memori bisa hilang dengan cepat. Contoh; kasus-kasus besar yang terjadi seringkali mudah dilupakan.
2.   Tanpa berfikir. Contoh; saat kita hendak mencari/mengambil sesuatu dari sebuah ruangan, tetapi ketika kita memasuki ruangan tersebut kita lupa apa yang hendak diambil/dicari.
3.   Penghalangan. Kita terkadang memiliki sesuatu yang harus diingat, namun tidak bisa mengingatnya, hal ini seolah-olah informasi sudah ada di ujung lidah tapi tidak bisa keluar.
4.   Kekeliruan mengaitkan. Kita sering tidak bisa mengingat kapan mendengar, melihat atau membaca sesuatu. Terkadang kita merasa telah melihat/mendengar sesuatu padahal sebenarnya tidak pernah.
5.   Rentan terhadap saran. Kita rentan terhadap saran, sehingga jika kita disarankan telah melihat sesuatu, kita dengan mudah akan merasa telah melihatnya.
6.   Bias. Kita seringkali mengalami bias saat mengingat.
7.   Persistensi. Kita terkadang mengingat hal-hal yang berkaitan sebagai hubungan, padahal di dalam konteks yang lebih luas tidak demikian.

Perkembangan memori
Memori umumnya membaik seiring usia. Penyebabnya banyak, namun peningkatan kemampuan metakognitif tampaknya sangat esensial bagi munculnya perkembangan memori. Anak-anak yang lebih tua bisa mengembangkan teori yang lebih rumit dengan pikiran mereka. Anak-anak dengan autisme, sebaliknya, tidak bisa mengembangkannya

MODEL DAN METODE-METODE RISET TENTANG MEMORI


MEMORI : MODEL DAN METODE-METODE RISET
Sumber : Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
 


Tugas-tugas untuk mengukur memori
-     Tugas memori eksplisit, yaitu mengingat kembali secara sadar informasi tertentu.
-     Tugas pengetahuan deklaratif, yaitu mengingat kembali fakta-fakta
-     Tugas memanggil kembali ingatan, yaitu menghasilkan fakta, kata, atau hal lain dari memori
-     Tugas pengingatan berseri, yaitu menyebutkan kembali dengan tepat sesuatu yang baru saja dibaca atau didengar.
-     Tugas rekognisi bebas, yaitu menyebutkan kembali hal-hal yang ada pada daftar sesuai urutan.
-    Tugas pengingatan berpetunjuk, yaitu mengingat kembali item-item berpasangan.
-    Tugas mengenali kembali (Rekognisi), yaitu memilih atau mengidentifikasi sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya.
-    Tugas memori implisit, yaitu menggambarkan informasi dalam memori tanpa sadar.
-    Tugas pengetahuan prosedural, yaitu mengingat keahlian yang telah dipelajari dan perilaku otomatis, bukan fakta-fakta.

Model-model tradisional memori
Memori adalah cara-cara kita menarik pengetahuan tentang masa lalu untuk digunakan pada saat ini. Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968), sebuah model alternatif yang mengonsep memori berdasarkan 3 bentuk simpanannya;
1.       Memori cerapan indra (tempat menyimpan cerapan indra), yaitu kemampuan memori menyimpan sejumlah informasi indra yang relatif terbatas untuk periode yang relatif singkat.
2.       Memori jangka pendek (tempat menyimpan informasi untuk waktu yang singkat), yaitu kemampuan memori menyimpan informasi pesepsi untuk jumlah waktu yang lebih mala namun dengan kapasitas yang relatif terbatas.
3.       Memori jangka panjang (tempat menyimpan informasi untuk waktu yang sangat lama), yaitu sebah kapasitas memoi yang sangat besar dalam kemampuannya untuk menyimpan berbagai informasi pengalaman untuk periode yang sangat panjang, bahkan untuk waktu yang tidak terbatas.

Model tingkat pemrosesan
Sebuah pemisahan radikal dari model tiga simpanan memori di atas adalah kerangka tingkat pemrosesan yang merumuskan bahwa memori tidak terdiri atas tiga atau berapapun jumlah simpanan yang tepisah-pisah, namun lebih beragam di sepanjang dimensi yang berkelanjutan berdasarkan kedalaman pengkodeannya atau sering disebut LOP, Levels Of Processing (craik & Lockhart, 1972). Namun model ini menuai berbagai kritikan karena sejumlah temuan yang berlawanan hingga akhirnya model Lop ini direvisi. Urutan tingkat pengkodean mungkin tidak sepenting kecocokan antara jenis elaborasi dari pengkodean dan jenis tugas yang dibutuhkan untuk memproduksinya (Morris, Brasford & Franks, 1997).
Lebih jauh lagi tampaknya ada dua jenis strategi untuk mengelaborasikan pengkodean. Yang pertama adalah elaborasi di dalam item yang mengelaborasikan pengodean item yang khusus berdasarkan karakteristiknya, termasuk berbagai tingkat pemrosesannya. Yang kedua adalah elaborasi di antara item-item yang mengelaborasikan pengkodean dengan menghubungkan setiap ciri item dengan ciri item yang sudah terdapat dalam memori.


Model integratif : memori yang sedang bekerja
Model memori yang sedang bekerja menekankan fungsi-fungsi dari memori yang bekerja untk mengatur proses-proses memori yang mencakup pengkodean dan interasi informasi. Aspek-aspek memori yang sedang bekerja direpresentasikan di dalam otak dengan cara yang berbeda-beda. Wilayah yang berbeda dari kulit otak terlibat dalam aspek-aspek yang berbeda dari memori yang sedang bekerja. Memori yang sedang bekerja dapat diukur melalui sejumlah tugas yang berbeda, tugas yang paling umum digunakan antara lain;
a.       Tugas menunda penyimpanan
b.      Tugas membongkar muat urutan memori yang sedang bekerja secara temporer.
c.       Tugas mengurutkan secara temporer.
d.      Tugas mengingat mundur sebanyak n langkah.
e.      Tugas bongkar muat secara urut memori yang sedang bekerja secara temporer.

Sistem multimemori
Tulving (1972) mengusulkan pemilahan antara dua jenis memori.  Memori semantik, menyimpan pengetahuan dunia secara umum, hal ini adalah ingatan kita terhadap fakta-fakta yang tidak unik bagi kita dan tidak dipanggil dalam konteks temporal khusus apapun. Memori episodik, menyimpan kejadian-kejadian yang dialami secara pribadi. Akan tetapi menurut pandangan yang lain, keseluruhan sistem memori ada lima; memori semantik, episodik, perseptual (mengenali objek berdasarkan bentuk dan strukturnya), memori prosedural dan memori yang sedang bekerja.

Perspektif koneksionis
Model jaringan menyediakan basis struktural bagi model koneksionis, yang juga dikenal sebagai model pemrosesan yan didistribusikan secara paralel (PDP, Parallel Distribution Processing). Menurut PDP kunci bagi representasi pengetahuan terletak didalam hubungan-hubungan antara berbagai nodi (nodes), bukan disetiap nodus (node) persatuan (friedman &Shastri, 2003). Namun, tidak semua peneliti menerima model koneksionis. Beberapa yakin kalau pikiran manusia jauh lebih sistematis ketimbang yang diusulkan model koneksionis (Fodor & Pylyshyn, 1998; Matthews, 2003). Mereka yakin kalau perilaku kompleks menunjukkan sebuah tingkat keteraturan dan manfaat yang tidak bisa dipadukan oleh model koneksionis.

Memori eksepsional dan neuropsikologi
Mnemonis (memori yang menakjubkan), yaitu seseorang yang menunjukkan bentuk kemampuan mengingat menakjubkan, biasanya didasari oleh penggunaan teknik-teknik khusus peningkatan memori. Di antara banyak temuan, studi mengenai para mnemonis telah menunjukkan nilai yang sangat tinggi mengenai pencitraan gambar di dalam memori terhadap informasi yang konkret.
Hipermnesia, yaitu proses pemroduksian ulang memori-memori yang sudah dilupakan hipermnesia ini terkadang disebut sebagai ‘tidak melupakan’ (unforgetting), meskipun terminologi ini tidak benar sepenuhnya karena memori yang dilatih tidak pernah tersedia (artinya dilupakan), melainkan sulit diakses (sulit dilatih).
Amnesia, adalah hilangnya sebagian besar memori eksplisit. Salah satu jenisnya adalah amnesia retrogadis, individu-individunya kehilangan memori yang berguna bagi peristiwa yang terjadi sebelum trauma yang menyebabkan hilangnya memori. Jenis lainnya adalah amnesia anterogadis yaitu ketidak mampuan mengingat kejadian-kejadian yang muncul setelah peristiwa traumatik (operasi), yang dapat diingat hanya kejadian sebelum operasi, meski dengan tidak sempurna. Bentuk amnesia yang terakhir adalah amnesia infantil yaitu ketidakmampuan menginat kembali peristiwa-peristiwa yang terjadi saat kita masih kecil dulu, bentuk amnesia ini secara kualitatif berbeda dari bentuk-bentuk lain dan bisa muncul pada diri setiap orang.

Alzheimer
, adalah hilangnya fungsi intelektual yang cukup berat untuk mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Tanda-tanda awal penyakit ini biasanya berpa kerusakan pada memori episodik. Pasien mengalami gangguan untuk mengingat item-item yang sudah dipelajari dalam konteks ruang maupun waktu. Selanjutnya memori semantik juga ikut terganggu. Sebagian besar memori non deklaratif masih bisa bertahan di dalam penyakit itu. Akhir dari semua itu adalah kematian, kecuali individu meninggal terlebih dahulu dikarenakan sebab lain

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KOGNITIF


PERBEDAAN DAN PERSAMAAN

Sumber : Zevenbergen, R., Dole, S. & Wright,RJ. 2004. Teaching Mathematics in Primary Schools


MODEL-MODEL KOGNITIF YANG BERBEDA
Model pembelajaran kognitif, seperti konstruktivisme memahami bahwa perbedaan pengalaman siswa berorientasi terhadap perbedaan siswa dalam membangun makna dalam kerja kelas. Konstruktivisme membolehkan guru untuk melihat bagaimana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri, sehingga ketika mereka memasuki kelas pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dapat dimasukkan ke dalam pemahaman kognitifnya.
Pendekatan kognitif  murni dapat menimbulkan korban kesalahan model yaitu siswa yang gagal atau menampilkan performa buruk dalam matematika dipandang sebagai suatu permasalahan. Pada umumnya sepeti kurangnya kemampuan, kurangnya motivasi, kurang cerdas, pertumbuhan yang terhambat, dan lain lain, seringkali digunakan untuk menjelaskan mengapa beberapa siswa tidak menunjukkan kemajuan seperti yang diharapkan.

MODEL-MODEL SOSIAL YANG BERBEDA
Fokus model kognitif adalah pada pengembangan kognisi. Model sosial memperlebar artinya, pada saat yang sama mengakui faktor-faktor sosial yang berdampak pada keberhasilan dalam matematika. Faktor-faktor sosial termasuk yang dibawa ke lingkungan belajar oleh mahasiswa dan orang-orang dari lingkungan belajar itu sendiri. Belajar matematika adalah aktivitas sosial dan memiliki aturan yang tidak bisa diungkapkan satu persatu. Aturan kelas matematika akan lebih mudah dipahami untuk beberapa siswa daripada untuk orang lain. Guru perlu menyadari aturan-aturan agar seluruh siswa dapat berpartisipasi dalam praktek kelas.
Berbeda dengan kelompok siswa dengan kemampuan rendah, siswa yang memiliki resiko tertinggi untuk gagal dalam matematika (prestasi rendah) adalah mereka yang datang dari kelas bekerja (latar belakang status sosial rendah), siswa yang berasal dari pribumi, siswa yang bahasa pertamanya bukan bahasa inggris, siswa yang tinggal di daerah terisolir, siswa dengan kekurangan, dan kelompok gender. Siswa-siswa yang datang dari latar belakang tersebut rata-rata menempati peringkat terbawah saat test. Hal ini bukan berarti semua siswa yang berlatar belakang demikian akan berprestasi buruk, hanya jika mereka mewakili peringkat bawah.

KEYAKINAN GURU
Keyakinan guru tentang pelajar dan pembelajaran memiliki dampak yang kuat pada hasil belajar. Kekuatan keyakinan Guru yang mendalam jelas dalam belajar di kelas di mana siswa secara acak dan ditempatkan dalam peringkat kelas baru. Guru percaya bahwa tanda tersebut berkaitan dengan peringkat akademik siswa. Meski peringkat itu benar-benar acak, pada akhir tahun mengajar siswa menegaskan peringkat awalnya diberikan.

MITOS KEMAMPUAN
Beberapa temuan tetap yang muncul:
Siswa di aliran tinggi yang paling diuntungkan dengan memiliki guru yang baik, sedang terkena kurikulum yang luas dan ujian masuk dengan pengetahuan yang baik, yang memungkinkan mereka untuk Lulusan dalam ujian. Dalam studi Australia, siswa melaporkan bahwa mereka akan memasuki ujian dengan nilai yang sudah lulus dan bekerja menuju nilai yang lebih tinggi. Dalam studi Inggris, siswa dalam aliran tinggi juga melaporkan bahwa pelajaran mondar-mandir sangat cepat sebagai guru diharapkan bahwa mereka adalah 'siswa berprestasi' dan bisa mengatasi dengan pekerjaan. Etos ini adalah pekerjaan kelas berorientasi.
Mahasiswa dalam aliran rendah terkena kurikulum tingkat rendah , berada di kelas dengan isu-isu manajemen yang cukup; tertutup konten yang minimal; memasuki ujian dengan tingkat rendah pengetahuan dan hanya bisa mendapatkan nilai rendah.

PERBEDAAN BELAJAR DI RUMAH (HOME-SCHOOL)
Siswa dari latar belakang sosial kurang beruntung diperlakukan sangat berbeda dari rekan-rekan kelas menengah mereka. Dalam sebuah studi tentang interaksi prasekolah, Walkerdine dan Lucey menemukan bahwa ibu berinteraksi sangat berbeda dengan anak-anak mereka tergantung pada latar belakang sosial mereka. Studi serupa yang dilakukan generik oleh Heath dan Delpit telah menunjukkan pola interaksi yang sama.
Perbedaan perlakuan di sekolah seperti demikian, tidak terjadi ketika pembelajaran berlangsung di rumah. Ketika pembelajaran berlangsung di kelas, misalnya pada saat menggunakan metode berkelompok misalnya berdiskusi dengan kelompok kecil, guru harus menjelaskan aturan mainnya. Meskipun sepertinya hal ini adalah metode pembelajaran yang baik, tetapi biasanya siswa dari latar belakang sosial yang kurang beruntung mungkin kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan latihan dibandingkan pasangan kerjanya.

PENGETAHUAN DAN PANDANGAN DUNIA
Salah satu alasan perbedaan dalam kinerja sekolah adalah pandangan dunia bahwa siswa masuk sekolah dengan-yang, cara-cara tertentu mereka melihat dan melihat dunia. Dalam masyarakat Barat yang paling ada penekanan suatu hal mengukur. Anak-anak kecil diindoktrinasi dengan pandangan dunia dari saat mereka memasuki dunia.

IMPLIKASI MATEMATIKA SEKOLAH
Dalam sebuah studi besar bertujuan untuk mengidentifikasi dan memecah banyak hambatan belajar matematika untuk sosial, siswa yang beragam budaya dan bahasa, Sullivan dan rekan mengidentifikasi sejumlah fitur yang guru perlu untuk mengadopsi:
1.       Jadilah eksplisit tentang harapan untuk bekerja dan penilaian-tidak mengharapkan siswa untuk menebak-nebak apa yang diharapkan dari mereka.
2.       Ketika menggunakan konteks untuk masalah matematika memastikan bahwa konteks yang relevan dan peka terhadap kebutuhan siswa.
3.       Ketika melakukan kegiatan matematika yang memiliki unsur-unsur bahasa mereka, bekerja melalui tugas sehingga siswa memahami bahasa apa yang minta dari mereka-ini berarti menulis kata-kata baru pada papan (dengan arti); melakukan berbasis bahasa matematika pelajaran (hanya seperti dalam bahasa Inggris ejaan kelas-, konstruksi tekstual dan dekonstruksi, dll).
4.       Jelaskan pedagogies digunakan-mengapa kerja kelompok sedang digunakan, peran orang dalam kelompok, harapan para anggota berbagai kelompok, hasil diantisipasi untuk kelompok, alasan dan manfaat dari pendekatan tersebut dengan jenis pelajaran yang dilakukan.
5.       Ketika memperkenalkan pendekatan baru untuk mengajar matematika-kelompok kerja, buka-berakhir tugas, penyelidikan-menghabiskan waktu menjelaskan atau pemodelan untuk siswa nuansa pendekatan sehingga mereka tidak diharapkan untuk menebak-nebak apa yang diharapkan dari mereka. Hal ini sangat penting ketika pendekatan yang digunakan adalah sangat berbeda dari praktek kelas biasa.
Percaya bahwa siswa dapat belajar.

PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS




PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS


Sumber : Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar

lingkaran pemecahan masalah
Jenis – jenis masalah
Masalah – masalah dapat dikategorikan menurut apakah mereka memiliki jalan yang jelas menuju solusi atau tidak.
Masalah yang terstruktur dengan baik adalah masalah yang memiliki jalan-jalan pemecahan yang jelas menuju solusi, masalah ini juga disebut sebagai masalah yang terdefinisikan dengan baik. Contoh ; “bagaimana cara anda menemukan luas jajar genjang?”
Masalah yang terstrktur dengan buruk adalah masalah yang tidak memiliki jalan yang jelas menuju solusi. Masalah ini juga disebut sebagai masalah yang terdefinisikan dengan buruk. Contoh; “bagaimana anda mengikat dua kabel yang bergelantungan, padahal anda tidak dapat memegang satu ujung ketika anda memegang ujung lainnya?”

Hambatan dan bantuan pemecahan masalah
Beberapa faktor yang merintangi dan membantu upaya pemecahan masalah antara lain;
Perangkat mental – yaitu kerangka pikir yang melibatkan sebuah model yang ada untuk mempresentasikan masalah, konteks masalah atau prosedur bagi pemecahan masalah. Istilah lain bagi perangkat mental ini adalah kubu pertahanan (entrenchment).
Pentransferan – adalah pengaplikasian pengetahuan atau keahlian dari sebuah situasi masalah ke situasi masalah lain. Pentransferan negatif terjadi saat kemampuan memecahkan masalah yang sebelumnya tidak berhasil diterapkan untuk memecahkan masalah selanjutnya. Pentransferan positif terjadi ketika solusi masalah sebelumnya membuat kita mudah menyelesaikan masalah baru.
Inkubasi – yaitu menyisihkan persoalan untuk sesaat dengan tidak memikirkannya secara sadar. Inkubasi mengikuti sebuah periode kerja intensif bagi sebuah masalah. Dia mengesampingkan masalah untuk sesaat lalu kembali lagi padanya setelah itu. Dengan cara ini, alam bawah sadar terus bekerja menggarap masalah, sementara di alam sadar masalah dapat diabaikan sementara.

Keahlian, Pengetahuan dan pemecahan masalah
Para ahli berbeda dari para pemula dalam jumlah maupun pengorganisasian pengetahuan saat berusaha menyelesaikan masalah di bidang keahlian tertentu. Bagi para ahli, kebanyakan aspek pemecahan masalah diatur oleh proses-proses otomatis. Keotomatisan ini biasanya membuat para ahli mampu menyelesaikan masalah di area keahlian tertentu. Namun ketika masalah melibatkan elemen-elemen baru yang memerlukan strategi baru, keotomatisan prosedur ini bisa mempengaruhi pemecahan masalah, setidaknya untuk sementara waktu. Keahlian di bidang tertentu dilihat umumnya dari perspektif ‘latihan menjadikan kita sempurna’. Meskipun demikian, banyak peneliti yang menyatakan bahwa konsep talenta tidak boleh diabaikan karena bisa jadi talenta inilah yang memberikan banyak kontribusi bagi keahlian yang ada.

Kreativitas
Kreativitas adalah proses memproduksi sesuatu yang orisinil dan bernilai. Sesuatu disini dapat memiliki banyak bentuk. Ia bisa berpa sebuah teori, tarian, zat kimia, proses atau prosedur, cerita, sebuah simfoni atau apapun yang lain. Beberapa faktor mencirikan individu-individu yang sangat kreatif antara lain;
-          Motivasi yang sangat tinggi untuk menjadi kreatif dibidang tertentu, contoh; kenikmatan dari proses kreatif dalam bentuk menerawang sesuatu di depan.
-          Ketidaksetujuan dengan melanggar konvensi apa pun yang bisa menghambat kerja kreatif dan dedikasi dalam mempertahankan standar kesempurnaan dan disiplin diri terkait kerja kreatif.
-          Keyakinan mendalam terhadap nilai dari kerja kreatif, selain kesediaan untuk mengkritisi dan menyempurnakan usahanya.
-          Pilihan yang penuh kehati-hatian terhadap masalah atau topik dimana atensi kreatif difokuskan.
-          Proses berfikir yang dicirikan oleh insight dan berfikir divergen.
-          Pengambilan resiko
-          Pengetahuan ekstensif dari bidang yang relevan.
-          Komitmen mendalam bagi kerja kreatif.
-          Selain itu konteks historis, bidang kerja dan wilayah kerja mempengaruhi pengekspresian kreativitas.

Jenis – jenis kontribusi kreatif
·         Replikasi. Upaya untuk menunjukkan kalau bidang tertentu berada di tempat yang semestinya.
·         Redefinisi. Kontribusi kreatif mempresentasikan sebuah upaya untuk meredefinisi letak bidang saat ini. Status terkini bidang kalau begitu dilihat dari sebuah sudut pandang baru.
·         Gerakan ke depan. Kontribusi kreatif merepresentasikan sebuah upaya untuk menggerakkan bidang ke depan ke arah dimana dia sudah bergerak, dan kontribusi membawa bidang menuj suatu titik dimana titik yang lain dalam bidang itu siap untuk beranjak maju.
·         Pengembangan. Kontribusi kreatif merepresentasikan sebuah upaya untuk menggerakkan bidang ke depan dimana dia sudah bergerak. Namun, kontribusi kreatif bergerak lebih jauh lagi dimana bidang yang lain sudah siap beranjak maju juga.
·         Pengarahan ulang. Upaya untuk menggerakkan bidang ke depan menuju arah baru dan berbeda
·         Pengarahan ulang dari suatu titik di masa lalu. Upaya untuk menggerakkan bidang mundur ke tempatnya semula (sebuah pengkonstruksian masa lalu) sehingga bidang dapat digerakkan lagi maju dari titik awal tersebut ke arah yang baru.
·         Memulai kembali. Upaya untuk menggerakkan bidang ke suatu titik awal yang berbeda, namun belum teraih. Kemudian bidang digerakkan ke arah yang sama sekali baru dari titik tersebut.
Penginterasian. upaya untuk menggerakkan bidang dengan menyatukan bersama-sama aspek dari dua atau lebih jenis kontribusi kreatif dimasa lalu yang sebelumnya dilihat sebagai perbedaan atau bahkan bertentangan. Sekarang dilihat sebagai sesatu yang tersintesis

DASAR TEORITIS PENDIDIKAN MATEMATIKA KONTEMPORER



DASAR TEORITIS PENDIDIKAN MATEMATIKA KONTEMPORER
Sumber : Zevenbergen, R., Dole, S. & Wright,RJ. 2004. Teaching Mathematics in Primary Schools.
 


TEORI KOGNITIF
-          Pengaruh Piaget
Hasil pekerjaan Jean Piaget (1972) memiliki dampak yang paling signifikan terhadap pendidikan matematika. Menurut Piaget, sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.

-          Konstruktivisme
ada beberapa bentuk konstruktivisme yang berbeda, tetapi semua versi mendukung tiga pernyataan berikut:
1.       Tidak hanya diterima secara pasif, pengetahuan  dibangun oleh siswa secara aktif .
2.       Pengetahuan matematika tiap siswa tercermin pada tindakan fisik dan mental mereka. Dengan mengamati hubungan, mengidentifikasi pola dan membuat abstraksi serta generalisasi, siswa datang untuk mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang ada matematika.
3.       Pembelajaran matematika adalah proses sosial, di mana melalui dialog dan interaksi, siswa datang untuk membangun pengetahuan matematika yang lebih halus. melalui keterlibatan dalam aspek fisik dan sosial dari matematika, siswa datang untuk membangun pemahaman yang lebih kuat dari konsep-konsep matematika melalui proses negosiasi, penjelasan dan pembenaran.

-          Pentingnya dialog dan argumentasi
Menurut paradigma konstruktivisme, aturan berbahasa dan dialog dapat memicu lingkungan pembelajaran. Dengan pendekatan pengalaman terorganisir, siswa dapat berdiskusi atau berbicara dengan pasangan mereka masing-masing untuk mengembangkan ide dan konsep hasil pemikiran mereka yang sama satu sama lain.

-          Konstruktivisme dalam kelas matematika
Hal ini sangat penting digunakan dalam poses pembelajaran, khususnya penting bagi guru sebagai alat dan teknik untuk memberikan penilaian kepada siswa berdasarkan pengetahuan yang telah dibangun.

TEORI SOSIOKULTURAL : PENGARUH VYGOTSKY
Lev Vygotsky dianggap sebagai pendiri teori sosiokultural, atau apa yang dapat digambarkan sebagai pendekatan sociohistorical dalam psikologi. Menurut teori ini, peran guru adalah untuk mengidentifikasi Mode yang mewakili siswa dan kemudian melalui penggunaan wacana yang baik, mempertanyakan atau mempelajari situasi dan memprovokasi siswa untuk bergerak maju dalam pikirannya. Pengakuan dari pemikiran-pemikiran para siswa disebut sebagai zona pembangunan proksimal dan tindakan guru untuk mendukung pembelajaran disebut sebagai scaffolding.


Teori Kritik Sosial
Teori sosiologi, khususnya teori sosiologi kritis berperan penting dalam matematika. Teori ini menggeser fokus pembelajaran matematika dari individual menuju ke tingkat analisis yang lebih tinggi. Teori kritik sosial mengembangkan pendidikan matematika praktis untuk melihat bagaimana mereka terlibat dalam ketidak adilan dan dengan demikian menjadi tantangan untuk mengubah praktek-praktek tersebut melalui penilaian bahasa matematika.

Masa kini : Pembelajaran baru
Teori pendidikan sekarang ini telah memberikan pengakuan yang lebih kuat tentang bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pembelajaran. Teori – teori postmodern memberikan lebih banyak perhatian tentang bagaimana berbedanya masa kini dengan masa dulu, bahwa masa kini lebih banyak menggunakan teknologi.
30 tahun yang lalu, para pengamat pendidikan banyak berkomentar tentang bagaimana televisi  mempengaruhi siswa dalam belajar, keberadaan televisi ini mengubah kebiasaan siswa yang dulunya suka membaca buku sekarang beralih menonton televisi sehingga keahlian membaca dan motivasi semakin menurun. Lebih baru lagi, penggunaan komputer dan teknologi komputer telah banyak mempengaruhi cara berfikir dan kebiasaan siswa.
Dengan keberadaan komputer dan teknologi yang semakin canggih siswa juga dituntut untuk lebih baik lagi. Mempelajari matematika bukan sekedar belajar menghitung dan mengukur, tetapi sekarang ini siswa dituntut untuk dapat mengintepretasikan informasi yang telah diperoleh. Keahlian-keahlian yang juga harus dimiliki siswa antara lain, menganalisa, mengamati, kritis serta bisa mengaplikasikan cara berfikir matematika mereka dalam kehidupan.

Teori menuju praktek
Suatu teori dikatakan bernilai baik dilihat dari kapasitasnya untuk membuat guru dapat mengembangkan diri untuk mendukung dan mendorong pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Guru membutuhkan dasar teori yang kuat untuk malakukan pekerjaan mereka. Dengan memahami bagaimana siswa belajar, guru dapat mengorganisasi pembelajaran ke arah yang akan meningkatkan kapasitas belajar.
Ketika guru hendak mengajarkan pelajaran yang berisi ingatan tentang materi yang bertingkat-tingkat, maka pilihan yang tepat adalah menggunakan teori behaviourisme, karena teori ini lebih baik digunakan untuk hafalan atau ingatan. Tetapi jika tujuannya adalah untuk pencapaian kemampuan siswa, maka konstruktivism adalah pilihan yang paling tepat. Ketika guru mencoba mengerti mengapa beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika daripada teman lainnya, maka teori kritik sosial akan sangat berguna.