|
Created by Wondershare QuizCreator |
Menuju bangsa pemikir
Rabu, 24 Oktober 2018
Rabu, 30 Desember 2015
see me next year a.k.a tomorrow
yeaaayy!!!
mulai besok..
saya akan aktif kembali di sini..
karena menulis adalah membagi ilmu.
Jumat, 06 Januari 2012
PROSES – PROSES MEMORI
PROSES
– PROSES MEMORI
Sumber
: Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
Pengkodean
dan Transfer informasi
Pengkodean
mengacu kepada cara mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis
representasi mental didalam memori. Penyimpanan mengacu kepada cara menahan
informasi yang sudah tersimpan di dalam memori. Pengeluaran mengacu kepada cara
untuk memperoleh akses menuju informasi yang sudah tersimpan dalam memori.
Pengkodean
informasi dalam meori jangka panjang tampaknya lebih banyak berbentuk akustik,
meski tidak selalu. Informasi di dalam memori jangka pendek mudah dikacaukan
secara akustik – artinya kekeliruan biasanya disebabkan oleh bunyi kata. Namun,
ada beberapa pengkodean visual dan semantik terhadap informasi di dalam memori
jangka pendek. Informasi di dalam memori jangka panjang tampaknya dikodekan
utamanya dalam bentuk semantik. Oleh karena itu, pencampur adukan cenderung
berkaitan dengan makna lebih daripada bunyi kata-kata.
Transfer
informasi ke dalam simpanan jangka panjang bisa dibantu oleh beberapa faktor;
1.
Pengulangan informasi, khususnya jika informasi
dielaborasikan dengan penuh makna.
2.
Pengorganisasian informasi
3.
Penggunaan piranti mnemonik (umumnya dikenal
sebagai metode menghafal jembatan keledai)
4.
Penggunaan bantuan memori eksternalseperti
menulis daftar atau membuat catatan
Selain itu, kita cenderung mengingat lebih baik
ketika pengetahuan diperoleh melalui praktek yang didistribusikan pada berbagai
sesi studi, bukan pada praktek yang dipadatkan.
Teknik –
teknik mengingat daftar kosakata
· Pengelompokan kategoris, mengorganisasikan
sebuah daftar item menjadi seperangkat kategori.
· Imajinasi interaktif, membayangkan (sejelas
mungkin) objek-objek yang direpresentasikan dengan suatu kata dengan
menginteraksikan kata tersebut satu sama lain.
· Sistem birama, mengasosiasikan setiap kata baru
denan daftar kata yang sudah diingat sebelumnya, dan membentuk imajinasi
interaktif di antara dua kata tersebut.
· Metode tempat, memvisualisasikan berjalan di
wilayah dengan pemandangan berbeda-beda dan sudah dikenal, lalu mengaitkan
beragam pemandangan tersebut dengan hal yang harus diingat.
· Akronim, membentk sebuah kata dari susunan
huruf-huruf tertentu yang setiap hurfnya mewakili konsep atau kata yang lain.
· Akrustik, membentuk sebuah kalimat untuk
menginat kata-kata baru,
· Sistem kata kunci, membentk imajinasi interaktif
yang mengaitkan bunyi dan makna kata berbahasa asing dengan bunyi dan makna
yang sudah dikenal.
Pengeluaran
informasi
Pemrosesan pararel mengacu pada penanganan
simultan (serentak) berbagai operasi. Sebaliknya pemrosesan berseri mengacu
pada operasi-operasi yang dikerjakan satu persatu. Permrosesan berseri ini
dibagi menjadi dua, yaitu pemrosesan berseri total dan pemrosesan berseri
terbatas. Pemrosesan berseri total mengimplikasikan partisipan untuk selalu
mengecek angka tes terhadap semua angka di dalam perangkat positif (angka
tampilan yang ada pada daftar), meskipun kecocokan angka sudah terjadi ditengah
jalan. Sedangkan pemrosesan berseri terbatas mengimplikasikan partisipan akan
memeriksa angka tes terhadap hanya angka-angka yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah respons.
Mempelajari pengeluaran informasi dari memori
jangka panjang sulit dilakukan karena masalah-masalah tertentu seperti
membedakan proses pengelaran ini dengan proses memori yang lain. Pengeluaran
informasi jangka pendek dapat berlangsung dalam bentuk pemrosesan total berseri
yang atinya kita selalu memeriksa secara berurutan semua informasi tentang
sebuah daftar. Meski demikian, beberapa data dapat diinterpretasikan dengan membiarkan kemungkinan bagi pemrosesan
serial terbatas dan bahkan pemrosesan pararel.
Masalah lain yang muncul ketika mempelajari
memori adalah mencari tahu kenapa individu terkadang mengalami pencampradukan
saat menarik informasi keluar. Para psikolog kognitif sering mengalami
kesulitan untuk menemukan cara membedakan ketersediaan (availability) dan
keteraksesan (accesibility) item. Ketersediaan adalah kehadiran informasi yang
disimpan di dalam memori jangka panjang. Sedangkan keteraksesan adalah derajat
kita untuk dapat memperoleh akses menuju informasi yang tersedia.
Proses
lupa
Dua teori yang paling terkenal adalah teori
pencampradukan (interference theory) dan teori kemerosotan. Pencampuradukan
terjadi ketika informasi yang sama kuat persaingannya menyebabkan kita melpakan
sesuatu, sedangkan kemerosotan terjadi ketika hanya cukup dengan berlalunya
waktu telah menyebabkan kita lupa.
Teori pencampuradukan adalah teori yang
menyatakan bahwa proses lupa terjadi karena upaya kita mengingat suatu kata
bercampur aduk denan ingatan terhadap kata lain. Menurut teori ini terdapat dua
jenis pencampuradukan yaitu pencampuradukan retroaktif dan pencampradukan
proaktif. Pencampuradukan retroaktif (penghambatan retroaktif) disebabkan oleh
aktivitas yang terjadi setelah kita mempelajari sesuatu sebelum diminta
mengingatnya. Hal ini mengganggu kemampuan kita mengingat informasi yang sudah
dipelajari sebelumnya. Jenis pencampuradukan kedua adalah pencampuradukan
proaktif (penghambatan proaktif) terjadi ketika campur aduk materi terjadi
sebelum, bukannya setelah pembelajaran materi yang diingat.
Ketika diminta mengingat sebuah daftar kata,
seringkali kita menunjukkan pengingatan yang lebih unggul terhadap kata-kata
yang dekat dengan akhir daftar (efek resensi), pengingatan yang cukup baik
terhadap kata-kata yang dekat dengan awal daftar (efek primasi), dan
pengingatan yang buruk terhadap beberapa kata dibagian tengah daftar.
Teori kemerosotan menyatakan bahwa informasi
menjadi dilupakan karena hilangnya, bukannya penggantian, secara gradual
jejak-jejak memori. Jadi teori kemerosotan memandan potongan asli informasi
menghilang secara bertahap kecuali sesuatu dilakukan untuk menjaganya tetap
utuh. Pandangan ini bertentangan dengan teori pencampuradukan yang telah
dibahas sebelumnya, dimana satu atau lebih kepingan informasi menghalangi
pengingatan kepingan informasi yang lain.
Sifat
konstruktif memori
Memori tidak hanya bersifat rekonstruktif,
yaitu melibatkan penggunaan berbagai strategi (penelusuran petunjuk,
penyimpulan gambar) untuk menarik jejak memori asal dari pengalaman-pengalaman
dan kemudian membangun kembali pengalaman orisinil sebagai dasar pengeluaran
informasi. Sebaliknya, dalam situasi hidup nyata memori juga bersifat konstruktif,
bahwa pengalaman terdahulu mempengaruhi cara kita mengingat hal-hal dan apa
saja yang bisa kita ingat dari memori tersebut.
Memori autobiografis mengacu kepada memori
tentang sejarah hidup individu. Memori autobiografis bersifat konstruktif.
Individu tidak akan dapat mengingat dengan persis apa yang sudah terjadi.
Sebaliknya, hanya dapat mengingat konstruksi atau rekonstruksi memori mengenai
apa yang sudah terjadi. Memori-memori autobiorafis umumnya cukup baik. Meskipun
demikian, mereka rentan terhadap distorsi. Memori ini biasanya sangat baik
dalam periode kehidupan tertentu. Salah satu cara untuk mempelajari memori
autobiografis adalah dengan studi buku harian.
Distorsi-distorsi
memori
Manusia memiliki kecenderungan untuk
mendistorsi memori-memori mereka. Ada tujh cara spesifik yang didalamnya
distorsi-distorsi ini cenderung muncul (Schacter, 2001, menyebutnya ‘tujuh
dosa’). Berikut ini adalah tujuh dosa schacter;
1. Kesementaraan. Memori bisa hilang dengan cepat. Contoh;
kasus-kasus besar yang terjadi seringkali mudah dilupakan.
2. Tanpa berfikir. Contoh; saat kita hendak
mencari/mengambil sesuatu dari sebuah ruangan, tetapi ketika kita memasuki
ruangan tersebut kita lupa apa yang hendak diambil/dicari.
3. Penghalangan. Kita terkadang memiliki sesuatu
yang harus diingat, namun tidak bisa mengingatnya, hal ini seolah-olah
informasi sudah ada di ujung lidah tapi tidak bisa keluar.
4. Kekeliruan mengaitkan. Kita sering tidak bisa
mengingat kapan mendengar, melihat atau membaca sesuatu. Terkadang kita merasa
telah melihat/mendengar sesuatu padahal sebenarnya tidak pernah.
5. Rentan terhadap saran. Kita rentan terhadap
saran, sehingga jika kita disarankan telah melihat sesuatu, kita dengan mudah
akan merasa telah melihatnya.
6. Bias. Kita seringkali mengalami bias saat mengingat.
7. Persistensi. Kita terkadang mengingat hal-hal
yang berkaitan sebagai hubungan, padahal di dalam konteks yang lebih luas tidak
demikian.
Perkembangan
memori
Memori umumnya membaik seiring usia. Penyebabnya
banyak, namun peningkatan kemampuan metakognitif tampaknya sangat esensial bagi
munculnya perkembangan memori. Anak-anak yang lebih tua bisa mengembangkan
teori yang lebih rumit dengan pikiran mereka. Anak-anak dengan autisme,
sebaliknya, tidak bisa mengembangkannya
MODEL DAN METODE-METODE RISET TENTANG MEMORI
MEMORI
: MODEL DAN METODE-METODE RISET
Sumber
: Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
Tugas-tugas
untuk mengukur memori
- Tugas memori eksplisit, yaitu mengingat kembali
secara sadar informasi tertentu.
- Tugas pengetahuan deklaratif, yaitu mengingat
kembali fakta-fakta
- Tugas memanggil kembali ingatan, yaitu
menghasilkan fakta, kata, atau hal lain dari memori
- Tugas pengingatan berseri, yaitu menyebutkan
kembali dengan tepat sesuatu yang baru saja dibaca atau didengar.
- Tugas rekognisi bebas, yaitu menyebutkan kembali
hal-hal yang ada pada daftar sesuai urutan.
- Tugas pengingatan berpetunjuk, yaitu mengingat
kembali item-item berpasangan.
- Tugas mengenali kembali (Rekognisi), yaitu
memilih atau mengidentifikasi sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya.
- Tugas memori implisit, yaitu menggambarkan
informasi dalam memori tanpa sadar.
- Tugas pengetahuan prosedural, yaitu mengingat
keahlian yang telah dipelajari dan perilaku otomatis, bukan fakta-fakta.
Model-model
tradisional memori
Memori adalah
cara-cara kita menarik pengetahuan tentang masa lalu untuk digunakan pada saat
ini. Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968), sebuah model
alternatif yang mengonsep memori berdasarkan 3 bentuk simpanannya;
1.
Memori
cerapan indra (tempat menyimpan cerapan indra), yaitu kemampuan memori
menyimpan sejumlah informasi indra yang relatif terbatas untuk periode yang
relatif singkat.
2.
Memori
jangka pendek (tempat menyimpan informasi untuk waktu yang singkat), yaitu
kemampuan memori menyimpan informasi pesepsi untuk jumlah waktu yang lebih mala
namun dengan kapasitas yang relatif terbatas.
3.
Memori
jangka panjang (tempat menyimpan informasi untuk waktu yang sangat lama),
yaitu sebah kapasitas memoi yang sangat besar dalam kemampuannya untuk
menyimpan berbagai informasi pengalaman untuk periode yang sangat panjang,
bahkan untuk waktu yang tidak terbatas.
Model
tingkat pemrosesan
Sebuah pemisahan
radikal dari model tiga simpanan memori di atas adalah kerangka tingkat
pemrosesan yang merumuskan bahwa memori tidak terdiri atas tiga atau berapapun
jumlah simpanan yang tepisah-pisah, namun lebih beragam di sepanjang dimensi
yang berkelanjutan berdasarkan kedalaman pengkodeannya atau sering disebut LOP,
Levels Of Processing (craik &
Lockhart, 1972). Namun model ini menuai berbagai kritikan karena sejumlah
temuan yang berlawanan hingga akhirnya model Lop ini direvisi. Urutan tingkat
pengkodean mungkin tidak sepenting kecocokan antara jenis elaborasi dari
pengkodean dan jenis tugas yang dibutuhkan untuk memproduksinya (Morris,
Brasford & Franks, 1997).
Lebih jauh lagi tampaknya ada dua jenis
strategi untuk mengelaborasikan pengkodean. Yang pertama adalah elaborasi di
dalam item yang mengelaborasikan pengodean item yang khusus berdasarkan
karakteristiknya, termasuk berbagai tingkat pemrosesannya. Yang kedua adalah
elaborasi di antara item-item yang mengelaborasikan pengkodean dengan
menghubungkan setiap ciri item dengan ciri item yang sudah terdapat dalam
memori.
Model
integratif : memori yang sedang bekerja
Model
memori yang sedang bekerja menekankan fungsi-fungsi dari memori yang bekerja
untk mengatur proses-proses memori yang mencakup pengkodean dan interasi
informasi. Aspek-aspek memori yang sedang bekerja direpresentasikan di dalam
otak dengan cara yang berbeda-beda. Wilayah yang berbeda dari kulit otak
terlibat dalam aspek-aspek yang berbeda dari memori yang sedang bekerja. Memori
yang sedang bekerja dapat diukur melalui sejumlah tugas yang berbeda, tugas
yang paling umum digunakan antara lain;
a.
Tugas menunda penyimpanan
b.
Tugas membongkar muat urutan memori yang sedang
bekerja secara temporer.
c.
Tugas mengurutkan secara temporer.
d.
Tugas mengingat mundur sebanyak n langkah.
e.
Tugas bongkar muat secara urut memori yang
sedang bekerja secara temporer.
Sistem
multimemori
Tulving
(1972) mengusulkan pemilahan antara dua jenis memori. Memori semantik, menyimpan pengetahuan dunia
secara umum, hal ini adalah ingatan kita terhadap fakta-fakta yang tidak unik
bagi kita dan tidak dipanggil dalam konteks temporal khusus apapun. Memori
episodik, menyimpan kejadian-kejadian yang dialami secara pribadi. Akan tetapi
menurut pandangan yang lain, keseluruhan sistem memori ada lima; memori
semantik, episodik, perseptual (mengenali objek berdasarkan bentuk dan
strukturnya), memori prosedural dan memori yang sedang bekerja.
Perspektif
koneksionis
Model
jaringan menyediakan basis struktural bagi model koneksionis, yang juga dikenal
sebagai model pemrosesan yan didistribusikan secara paralel (PDP, Parallel
Distribution Processing). Menurut PDP kunci bagi representasi pengetahuan
terletak didalam hubungan-hubungan antara berbagai nodi (nodes), bukan disetiap
nodus (node) persatuan (friedman &Shastri, 2003). Namun, tidak semua
peneliti menerima model koneksionis. Beberapa yakin kalau pikiran manusia jauh
lebih sistematis ketimbang yang diusulkan model koneksionis (Fodor &
Pylyshyn, 1998; Matthews, 2003). Mereka yakin kalau perilaku kompleks
menunjukkan sebuah tingkat keteraturan dan manfaat yang tidak bisa dipadukan
oleh model koneksionis.
Memori
eksepsional dan neuropsikologi
Mnemonis (memori yang menakjubkan),
yaitu seseorang yang menunjukkan bentuk kemampuan mengingat menakjubkan,
biasanya didasari oleh penggunaan teknik-teknik khusus peningkatan memori. Di
antara banyak temuan, studi mengenai para mnemonis telah menunjukkan nilai yang
sangat tinggi mengenai pencitraan gambar di dalam memori terhadap informasi
yang konkret.
Hipermnesia, yaitu proses pemroduksian
ulang memori-memori yang sudah dilupakan hipermnesia ini terkadang disebut
sebagai ‘tidak melupakan’ (unforgetting), meskipun terminologi ini tidak benar
sepenuhnya karena memori yang dilatih tidak pernah tersedia (artinya
dilupakan), melainkan sulit diakses (sulit dilatih).
Amnesia, adalah hilangnya sebagian
besar memori eksplisit. Salah satu jenisnya adalah amnesia retrogadis,
individu-individunya kehilangan memori yang berguna bagi peristiwa yang terjadi
sebelum trauma yang menyebabkan hilangnya memori. Jenis lainnya adalah amnesia
anterogadis yaitu ketidak mampuan mengingat kejadian-kejadian yang muncul
setelah peristiwa traumatik (operasi), yang dapat diingat hanya kejadian
sebelum operasi, meski dengan tidak sempurna. Bentuk amnesia yang terakhir adalah
amnesia infantil yaitu ketidakmampuan menginat kembali peristiwa-peristiwa yang
terjadi saat kita masih kecil dulu, bentuk amnesia ini secara kualitatif
berbeda dari bentuk-bentuk lain dan bisa muncul pada diri setiap orang.
Alzheimer, adalah hilangnya fungsi intelektual yang cukup berat untuk mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Tanda-tanda awal penyakit ini biasanya berpa kerusakan pada memori episodik. Pasien mengalami gangguan untuk mengingat item-item yang sudah dipelajari dalam konteks ruang maupun waktu. Selanjutnya memori semantik juga ikut terganggu. Sebagian besar memori non deklaratif masih bisa bertahan di dalam penyakit itu. Akhir dari semua itu adalah kematian, kecuali individu meninggal terlebih dahulu dikarenakan sebab lain
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KOGNITIF
PERBEDAAN
DAN PERSAMAAN
Sumber : Zevenbergen, R., Dole, S. & Wright,RJ.
2004. Teaching Mathematics in Primary Schools
MODEL-MODEL KOGNITIF YANG BERBEDA
Model pembelajaran
kognitif, seperti konstruktivisme memahami bahwa perbedaan pengalaman siswa
berorientasi terhadap perbedaan siswa dalam membangun makna dalam kerja kelas.
Konstruktivisme membolehkan guru untuk melihat bagaimana siswa membangun
pengetahuan mereka sendiri, sehingga ketika mereka memasuki kelas pengalaman
dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dapat dimasukkan ke dalam
pemahaman kognitifnya.
Pendekatan
kognitif murni dapat menimbulkan korban kesalahan
model yaitu siswa yang gagal atau menampilkan performa buruk dalam matematika
dipandang sebagai suatu permasalahan. Pada umumnya sepeti kurangnya kemampuan,
kurangnya motivasi, kurang cerdas, pertumbuhan yang terhambat, dan lain lain,
seringkali digunakan untuk menjelaskan mengapa beberapa siswa tidak menunjukkan
kemajuan seperti yang diharapkan.
MODEL-MODEL SOSIAL YANG BERBEDA
Fokus model kognitif
adalah pada pengembangan kognisi. Model sosial memperlebar artinya, pada
saat yang sama mengakui faktor-faktor sosial yang berdampak pada keberhasilan
dalam matematika. Faktor-faktor sosial termasuk yang dibawa ke lingkungan
belajar oleh mahasiswa dan orang-orang dari lingkungan belajar itu
sendiri. Belajar matematika adalah aktivitas sosial dan memiliki aturan
yang tidak bisa diungkapkan satu persatu. Aturan kelas matematika akan
lebih mudah dipahami untuk beberapa siswa daripada untuk orang lain. Guru
perlu menyadari aturan-aturan agar seluruh siswa dapat berpartisipasi dalam
praktek kelas.
Berbeda dengan kelompok
siswa dengan kemampuan rendah, siswa yang memiliki resiko tertinggi untuk gagal
dalam matematika (prestasi rendah) adalah mereka yang datang dari kelas bekerja
(latar belakang status sosial rendah), siswa yang berasal dari pribumi, siswa
yang bahasa pertamanya bukan bahasa inggris, siswa yang tinggal di daerah
terisolir, siswa dengan kekurangan, dan kelompok gender. Siswa-siswa yang
datang dari latar belakang tersebut rata-rata menempati peringkat terbawah saat
test. Hal ini bukan berarti semua siswa yang berlatar belakang demikian akan
berprestasi buruk, hanya jika mereka mewakili peringkat bawah.
KEYAKINAN GURU
Keyakinan guru tentang pelajar dan pembelajaran memiliki dampak yang kuat
pada hasil belajar. Kekuatan keyakinan Guru yang mendalam jelas dalam
belajar di kelas di mana siswa secara acak dan ditempatkan dalam peringkat
kelas baru. Guru percaya bahwa tanda tersebut berkaitan dengan peringkat
akademik siswa. Meski peringkat itu benar-benar acak, pada akhir tahun
mengajar siswa menegaskan peringkat awalnya diberikan.
MITOS KEMAMPUAN
Beberapa temuan tetap yang muncul:
Siswa di aliran tinggi yang paling diuntungkan dengan memiliki guru yang
baik, sedang terkena kurikulum yang luas dan ujian masuk dengan pengetahuan
yang baik, yang memungkinkan mereka untuk Lulusan dalam ujian. Dalam studi
Australia, siswa melaporkan bahwa mereka akan memasuki ujian dengan nilai yang
sudah lulus dan bekerja menuju nilai yang lebih tinggi. Dalam studi
Inggris, siswa dalam aliran tinggi juga melaporkan bahwa pelajaran
mondar-mandir sangat cepat sebagai guru diharapkan bahwa mereka adalah 'siswa
berprestasi' dan bisa mengatasi dengan pekerjaan. Etos ini adalah
pekerjaan kelas berorientasi.
Mahasiswa dalam aliran rendah terkena kurikulum tingkat rendah , berada
di kelas dengan isu-isu manajemen yang cukup; tertutup konten yang minimal;
memasuki ujian dengan tingkat rendah pengetahuan dan hanya bisa mendapatkan
nilai rendah.
PERBEDAAN BELAJAR DI RUMAH (HOME-SCHOOL)
Siswa dari latar
belakang sosial kurang beruntung diperlakukan sangat berbeda dari rekan-rekan
kelas menengah mereka. Dalam sebuah studi tentang interaksi prasekolah,
Walkerdine dan Lucey menemukan bahwa ibu berinteraksi sangat berbeda dengan
anak-anak mereka tergantung pada latar belakang sosial mereka. Studi
serupa yang dilakukan generik oleh Heath dan Delpit telah menunjukkan pola interaksi
yang sama.
Perbedaan perlakuan di
sekolah seperti demikian, tidak terjadi ketika pembelajaran berlangsung di
rumah. Ketika pembelajaran berlangsung di kelas, misalnya pada saat menggunakan
metode berkelompok misalnya berdiskusi dengan kelompok kecil, guru harus
menjelaskan aturan mainnya. Meskipun sepertinya hal ini adalah metode
pembelajaran yang baik, tetapi biasanya siswa dari latar belakang sosial yang
kurang beruntung mungkin kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan latihan
dibandingkan pasangan kerjanya.
PENGETAHUAN DAN PANDANGAN DUNIA
Salah satu alasan
perbedaan dalam kinerja sekolah adalah pandangan dunia bahwa siswa masuk
sekolah dengan-yang, cara-cara tertentu mereka melihat dan melihat
dunia. Dalam masyarakat Barat yang paling ada penekanan suatu hal
mengukur. Anak-anak kecil diindoktrinasi dengan pandangan dunia dari saat
mereka memasuki dunia.
IMPLIKASI MATEMATIKA SEKOLAH
Dalam sebuah studi
besar bertujuan untuk mengidentifikasi dan memecah banyak hambatan belajar
matematika untuk sosial, siswa yang beragam budaya dan bahasa, Sullivan dan
rekan mengidentifikasi sejumlah fitur yang guru perlu untuk mengadopsi:
1.
Jadilah eksplisit tentang harapan untuk bekerja
dan penilaian-tidak mengharapkan siswa untuk menebak-nebak apa yang diharapkan
dari mereka.
2.
Ketika menggunakan konteks untuk masalah
matematika memastikan bahwa konteks yang relevan dan peka terhadap kebutuhan
siswa.
3.
Ketika melakukan kegiatan matematika yang
memiliki unsur-unsur bahasa mereka, bekerja melalui tugas sehingga siswa
memahami bahasa apa yang minta dari mereka-ini berarti menulis kata-kata baru
pada papan (dengan arti); melakukan berbasis bahasa matematika pelajaran (hanya
seperti dalam bahasa Inggris ejaan kelas-, konstruksi tekstual dan
dekonstruksi, dll).
4.
Jelaskan pedagogies digunakan-mengapa kerja
kelompok sedang digunakan, peran orang dalam kelompok, harapan para anggota
berbagai kelompok, hasil diantisipasi untuk kelompok, alasan dan manfaat dari
pendekatan tersebut dengan jenis pelajaran yang dilakukan.
5.
Ketika memperkenalkan pendekatan baru untuk
mengajar matematika-kelompok kerja, buka-berakhir tugas,
penyelidikan-menghabiskan waktu menjelaskan atau pemodelan untuk siswa nuansa
pendekatan sehingga mereka tidak diharapkan untuk menebak-nebak apa yang
diharapkan dari mereka. Hal ini sangat penting ketika pendekatan yang
digunakan adalah sangat berbeda dari praktek kelas biasa.
Percaya bahwa siswa dapat belajar.
PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS
PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS
Sumber
: Stenberg, R.J. Psikologi Kognitif edisi keempat. 2008. Pustaka Pelajar
![]() |
| lingkaran pemecahan masalah
Jenis – jenis masalah
Masalah – masalah dapat dikategorikan menurut apakah mereka
memiliki jalan yang jelas menuju solusi atau tidak.
Masalah yang terstruktur dengan baik adalah masalah yang memiliki
jalan-jalan pemecahan yang jelas menuju solusi, masalah ini juga disebut
sebagai masalah yang terdefinisikan dengan baik. Contoh ; “bagaimana cara anda
menemukan luas jajar genjang?”
Masalah yang terstrktur dengan buruk adalah masalah yang tidak
memiliki jalan yang jelas menuju solusi. Masalah
ini juga disebut sebagai masalah yang terdefinisikan dengan buruk. Contoh;
“bagaimana anda mengikat dua kabel yang bergelantungan, padahal anda tidak
dapat memegang satu ujung ketika anda memegang ujung lainnya?”
Hambatan dan bantuan pemecahan
masalah
Beberapa faktor yang
merintangi dan membantu upaya pemecahan masalah antara lain;
Perangkat mental –
yaitu kerangka pikir yang melibatkan sebuah model yang ada untuk
mempresentasikan masalah, konteks masalah atau prosedur bagi pemecahan masalah.
Istilah lain bagi perangkat mental ini adalah kubu pertahanan (entrenchment).
Pentransferan – adalah
pengaplikasian pengetahuan atau keahlian dari sebuah situasi masalah ke situasi
masalah lain. Pentransferan negatif terjadi saat kemampuan memecahkan masalah
yang sebelumnya tidak berhasil diterapkan untuk memecahkan masalah selanjutnya.
Pentransferan positif terjadi ketika solusi masalah sebelumnya membuat kita
mudah menyelesaikan masalah baru.
Inkubasi – yaitu
menyisihkan persoalan untuk sesaat dengan tidak memikirkannya secara sadar.
Inkubasi mengikuti sebuah periode kerja intensif bagi sebuah masalah. Dia
mengesampingkan masalah untuk sesaat lalu kembali lagi padanya setelah itu.
Dengan cara ini, alam bawah sadar terus bekerja menggarap masalah, sementara di
alam sadar masalah dapat diabaikan sementara.
Keahlian, Pengetahuan dan
pemecahan masalah
Para ahli berbeda dari
para pemula dalam jumlah maupun pengorganisasian pengetahuan saat berusaha
menyelesaikan masalah di bidang keahlian tertentu. Bagi para ahli, kebanyakan
aspek pemecahan masalah diatur oleh proses-proses otomatis. Keotomatisan ini
biasanya membuat para ahli mampu menyelesaikan masalah di area keahlian
tertentu. Namun ketika masalah melibatkan elemen-elemen baru yang memerlukan
strategi baru, keotomatisan prosedur ini bisa mempengaruhi pemecahan masalah,
setidaknya untuk sementara waktu. Keahlian di bidang tertentu dilihat umumnya
dari perspektif ‘latihan menjadikan kita sempurna’. Meskipun demikian, banyak
peneliti yang menyatakan bahwa konsep talenta tidak boleh diabaikan karena bisa
jadi talenta inilah yang memberikan banyak kontribusi bagi keahlian yang ada.
Kreativitas
Kreativitas adalah
proses memproduksi sesuatu yang orisinil dan bernilai. Sesuatu disini dapat
memiliki banyak bentuk. Ia bisa berpa sebuah teori, tarian, zat kimia, proses
atau prosedur, cerita, sebuah simfoni atau apapun yang lain. Beberapa faktor
mencirikan individu-individu yang sangat kreatif antara lain;
-
Motivasi yang sangat tinggi untuk menjadi
kreatif dibidang tertentu, contoh; kenikmatan dari proses kreatif dalam bentuk
menerawang sesuatu di depan.
-
Ketidaksetujuan dengan melanggar konvensi apa
pun yang bisa menghambat kerja kreatif dan dedikasi dalam mempertahankan
standar kesempurnaan dan disiplin diri terkait kerja kreatif.
-
Keyakinan mendalam terhadap nilai dari kerja kreatif,
selain kesediaan untuk mengkritisi dan menyempurnakan usahanya.
-
Pilihan yang penuh kehati-hatian terhadap
masalah atau topik dimana atensi kreatif difokuskan.
-
Proses berfikir yang dicirikan oleh insight dan
berfikir divergen.
-
Pengambilan resiko
-
Pengetahuan ekstensif dari bidang yang relevan.
-
Komitmen mendalam bagi kerja kreatif.
-
Selain itu konteks historis, bidang kerja dan
wilayah kerja mempengaruhi pengekspresian kreativitas.
Jenis – jenis kontribusi kreatif
·
Replikasi.
Upaya untuk menunjukkan kalau bidang tertentu berada di tempat yang
semestinya.
·
Redefinisi.
Kontribusi kreatif mempresentasikan sebuah upaya untuk meredefinisi letak
bidang saat ini. Status terkini bidang kalau begitu dilihat dari sebuah sudut
pandang baru.
·
Gerakan ke
depan. Kontribusi kreatif merepresentasikan sebuah upaya untuk menggerakkan
bidang ke depan ke arah dimana dia sudah bergerak, dan kontribusi membawa
bidang menuj suatu titik dimana titik yang lain dalam bidang itu siap untuk
beranjak maju.
·
Pengembangan.
Kontribusi kreatif merepresentasikan sebuah upaya untuk menggerakkan bidang
ke depan dimana dia sudah bergerak. Namun, kontribusi kreatif bergerak lebih
jauh lagi dimana bidang yang lain sudah siap beranjak maju juga.
·
Pengarahan
ulang. Upaya untuk menggerakkan bidang ke depan menuju arah baru dan
berbeda
·
Pengarahan
ulang dari suatu titik di masa lalu. Upaya untuk menggerakkan bidang mundur
ke tempatnya semula (sebuah pengkonstruksian masa lalu) sehingga bidang dapat
digerakkan lagi maju dari titik awal tersebut ke arah yang baru.
·
Memulai
kembali. Upaya untuk menggerakkan bidang ke suatu titik awal yang berbeda,
namun belum teraih. Kemudian bidang digerakkan ke arah yang sama sekali baru
dari titik tersebut.
Penginterasian.
upaya untuk menggerakkan bidang dengan menyatukan
bersama-sama aspek dari dua atau lebih jenis kontribusi kreatif dimasa lalu
yang sebelumnya dilihat sebagai perbedaan atau bahkan bertentangan. Sekarang
dilihat sebagai sesatu yang tersintesis |
DASAR TEORITIS PENDIDIKAN MATEMATIKA KONTEMPORER
DASAR
TEORITIS PENDIDIKAN MATEMATIKA KONTEMPORER
Sumber :
Zevenbergen, R., Dole, S. & Wright,RJ. 2004. Teaching Mathematics in
Primary Schools.
TEORI KOGNITIF
-
Pengaruh
Piaget
Hasil pekerjaan Jean Piaget (1972) memiliki dampak yang paling
signifikan
terhadap pendidikan matematika. Menurut
Piaget, sistem yang mengatur dari dalam
mempunyai dua faktor, yaitu skema dan
adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang
diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang
sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian
terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
-
Konstruktivisme
ada beberapa
bentuk konstruktivisme yang berbeda, tetapi semua versi
mendukung tiga pernyataan berikut:
1.
Tidak hanya diterima secara pasif,
pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif .
2.
Pengetahuan matematika tiap siswa tercermin
pada tindakan fisik dan mental mereka. Dengan
mengamati hubungan, mengidentifikasi pola
dan membuat abstraksi serta generalisasi, siswa datang untuk
mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang
ada matematika.
3. Pembelajaran
matematika adalah proses sosial, di mana melalui dialog dan
interaksi, siswa datang untuk membangun pengetahuan matematika
yang lebih halus. melalui keterlibatan dalam aspek fisik
dan sosial dari matematika, siswa datang untuk
membangun pemahaman yang lebih kuat dari konsep-konsep
matematika melalui proses negosiasi, penjelasan
dan pembenaran.
-
Pentingnya
dialog dan argumentasi
Menurut paradigma konstruktivisme, aturan berbahasa dan
dialog dapat memicu lingkungan pembelajaran. Dengan pendekatan pengalaman
terorganisir, siswa dapat berdiskusi atau berbicara dengan pasangan mereka
masing-masing untuk mengembangkan ide dan konsep hasil pemikiran mereka yang
sama satu sama lain.
-
Konstruktivisme
dalam kelas matematika
Hal ini sangat penting digunakan dalam poses pembelajaran,
khususnya penting bagi guru sebagai alat dan teknik untuk memberikan penilaian
kepada siswa berdasarkan pengetahuan yang telah dibangun.
TEORI SOSIOKULTURAL : PENGARUH
VYGOTSKY
Lev
Vygotsky dianggap sebagai
pendiri teori sosiokultural, atau apa yang dapat
digambarkan sebagai pendekatan sociohistorical dalam psikologi.
Menurut teori ini, peran guru adalah untuk mengidentifikasi Mode yang
mewakili siswa dan kemudian melalui penggunaan wacana yang
baik, mempertanyakan atau mempelajari situasi dan
memprovokasi siswa untuk bergerak maju dalam pikirannya. Pengakuan
dari pemikiran-pemikiran para siswa disebut sebagai
zona pembangunan proksimal dan tindakan guru
untuk mendukung pembelajaran disebut sebagai scaffolding.
Teori Kritik Sosial
Teori sosiologi,
khususnya teori sosiologi kritis berperan penting dalam matematika. Teori ini
menggeser fokus pembelajaran matematika dari individual menuju ke tingkat
analisis yang lebih tinggi. Teori kritik sosial mengembangkan pendidikan
matematika praktis untuk melihat bagaimana mereka terlibat dalam ketidak adilan
dan dengan demikian menjadi tantangan untuk mengubah praktek-praktek tersebut
melalui penilaian bahasa matematika.
Masa kini : Pembelajaran baru
Teori
pendidikan sekarang ini telah memberikan pengakuan yang lebih kuat tentang
bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pembelajaran. Teori – teori postmodern
memberikan lebih banyak perhatian tentang bagaimana berbedanya masa kini dengan
masa dulu, bahwa masa kini lebih banyak menggunakan teknologi.
30
tahun yang lalu, para pengamat pendidikan banyak berkomentar tentang bagaimana
televisi mempengaruhi siswa dalam belajar,
keberadaan televisi ini mengubah kebiasaan siswa yang dulunya suka membaca buku
sekarang beralih menonton televisi sehingga keahlian membaca dan motivasi
semakin menurun. Lebih baru lagi, penggunaan komputer dan teknologi komputer
telah banyak mempengaruhi cara berfikir dan kebiasaan siswa.
Dengan
keberadaan komputer dan teknologi yang semakin canggih siswa juga dituntut
untuk lebih baik lagi. Mempelajari matematika bukan sekedar belajar menghitung
dan mengukur, tetapi sekarang ini siswa dituntut untuk dapat mengintepretasikan
informasi yang telah diperoleh. Keahlian-keahlian yang juga harus dimiliki
siswa antara lain, menganalisa, mengamati, kritis serta bisa mengaplikasikan
cara berfikir matematika mereka dalam kehidupan.
Teori menuju praktek
Suatu teori dikatakan
bernilai baik dilihat dari kapasitasnya untuk membuat guru dapat mengembangkan
diri untuk mendukung dan mendorong pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Guru
membutuhkan dasar teori yang kuat untuk malakukan pekerjaan mereka. Dengan
memahami bagaimana siswa belajar, guru dapat mengorganisasi pembelajaran ke
arah yang akan meningkatkan kapasitas belajar.
Ketika guru hendak mengajarkan pelajaran yang berisi
ingatan tentang materi yang bertingkat-tingkat, maka pilihan yang tepat adalah
menggunakan teori behaviourisme, karena teori ini lebih baik digunakan untuk
hafalan atau ingatan. Tetapi jika tujuannya adalah untuk pencapaian kemampuan
siswa, maka konstruktivism adalah pilihan yang paling tepat. Ketika guru
mencoba mengerti mengapa beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika
daripada teman lainnya, maka teori kritik sosial akan sangat berguna.
Langganan:
Komentar (Atom)
